السبت، 26 يناير 2013

infeksi nifas


INFEKSI NIFAS

2.1    Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu  (Saifuddin, 2006; Varney, 2008 ).
      Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan (Saifuddin, 2006; Cuningham, 2006).
Infeksi nifas adalah peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas (Wiknjosastro, 2007; Varney, 2008).

2.2    Etiologi
Organisme yang umum menyebabkan infeksi nifas adalah :
1.      Species streptococus (termasuk  S. haemolyticus aerobic, S. viridans, S. pyogenes, dan S. agalactiae). Streptococcus haemolyticus aerobic merupakan penyebab infeksi yang paling berat. Infeksi ini bersifat eksogen (misal dari penderita lain, alat yang tidak steril, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
2.      Staphylococcus Aureus
Cara masuk Staphylococcus Aerus secara eksogen, merupakan penyebab infeksi sedang. Sering ditemukan di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampak sehat.
3.      Escheria Coli
Escheria Coli berasal dari kandung kemih atau  rektum. Escheria Coli dapat menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva dan endometrium. Kuman ini merupakan penyebab dari infeksi traktus urinarius.


4.      Clostridium Welchii
Clostridium Welchii bersifat anaerob dan jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan persalinan ditolong dukun.
                                                                               (Varney, 2008; Lusa,2011)
Lusa (2011), mengemukakan berdasarkan masuknya kuman ke dalam organ kandungan terbagi menjadi:
1.   Ektogen (kuman datang dari luar)
2.   Autogen (kuman dari tempat lain)
3.   Endogen (kuman dari jalan lahir sendiri)

2.3    Faktor Predisposisi
Menurut Saiffudin (2006) dan Varney (2008) faktor predisposisi dari infeksi nifas, antara lain :
1.    Kurang gizi atau malnutrisi
2.    Anemia
3.    Higiene
4.    Kelelahan
5.    Proses persalinan bermasalah, yaitu :
a.    Partus lama (macet)
b.    Persalinan lama khususnya dengan pecah ketuban
c.    Manipulasi intra uteri
d.   Trauma jaringan yang luas  seperti laserasi yang tidak diperbaiki
e.    Hemoragi
f.     Korioamnionitis
g.    Persalinan traumatik
h.    Retensi sisa plasenta
i.      Teknik aseptik tidak sempurna
6.    Perawatan perineum tidak memadai
7.    Infeksi vagina/serviks atau PMS yang tidak ditangani.
2.4    Tanda dan Gejala Infeksi nifas
1.    Peningkatan suhu tubuh (38ºC atau lebih) yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum
2.    Tachicardia
3.    Malaise umum
4.    Nyeri
5.    Lochea berbau tidak sedap
(Saifuddin, 2006; Helen Varney, 2008)

2.5    Klasifikasi infeksi nifas

1.    Infeksi terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks dan endometrium

       Penyebaran infeksi nifas pada perineum, vulva, vagina, serviks dan endometrium meliputi :
a.       Vulvitis
Vulvitis adalah  infeksi pada vulva. Vulvitis pada ibu pasca melahirkan terjadi di bekas sayatan episiotomi atau luka perineum. Tepi luka berwarna merah dan bengkak, jahitan mudah lepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan nanah.
Gambar : Vulvitis
b.      Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada daerah vagina. Vaginitis pada ibu pasca melahirkan terjadi secara langsung pada luka vagina atau luka perineum. Permukaan mukosa bengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah dari daerah ulkus.
c.       Servisitis
Infeksi yang sering terjadi pada daerah servik, tapi tidak menimbulkan banyak gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.
Gambar Servisitis
d.        Endometritis
Endometritis paling sering terjadi. Biasanya demam  mulai 48 jam postpartum. Kumankuman memasuki endometrium (biasanya pada luka insersio plasenta) dalam waktu singkat dan menyebar ke seluruh endometrium. Pada infeksi setempat, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama bekuan darah menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah berbau yang terdiri atas keping-keping nekrotis dan cairan. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.
Gambar Endometritis

2.    Infeksi nifas yang penyebarannya melalui pembuluh darah

       Infeksi nifas yang penyebarannya melalui pembuluh darah adalah Septikemia, Piemia dan Tromboflebitis. Infeksi ini merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman patogen Streptococcus Hemolitikus Golongan A. Infeksi ini sangat berbahaya dan merupakan 50% dari semua kematian karena infeksi nifas.
a.       Septikemia
Septikemia adalah keadaan dimana kuman-kuman atau toksinnya langsung masuk ke dalam peredaran darah dan menyebabkan infeksi.  Gejala klinik septikemia lebih akut antara lain: kelihatan sudah sakit dan lemah sejak awal; keadaan umum jelek, menggigil, nadi cepat 140 – 160 x per menit atau lebih; suhu meningkat antara 39-40° C, tekanan darah turun, keadaan umum memburuk, sesak nafas, kesadaran turun dan gelisah.
b.         Piemia
Piemia dimulai dengan tromboflebitis vena-vena pada daerah perlukaan lalu lepas menjadi embolus-embolus kecil yang dibawa ke peredaran darah, kemudian terjadi infeksi dan abses pada organ-organ yang diserangnya. Gejala klinik piemia antara lain: rasa sakit pada daerah tromboflebitis, setelah ada penyebaran trombus terjadi gejala umum diatas, hasil laboratorium menunjukkan leukositosis, lokia berbau, bernanah dan involusi jelek.
c.         Tromboflebitis
Radang pada vena terdiri dari tromboflebitis pelvis dan tromboflebitis femoralis. Tromboflebitis pelvis yang sering meradang adalah pada vena ovarika, terjadi karena mengalirkan darah dan luka bekas plasenta di daerah fundus uteri. Sedangkan tromboflebitis femoralis dapat peradangan vena femoralis sendiri, penjalaran tromboflebitis vena uteri dan akibat parametritis. Tromboflebitis vena femoralis disebabkan aliran darah lambat pada lipat paha karena tertekan ligamentum inguinale dan kadar fibrinogen meningkat pada masa nifas.

Gambar Tromboflebitis

3.      Infeksi nifas yang penyebaran melalui jalan limfe

        Infeksi nifas yang penyebarannya melalui jalan limfe antara lain peritonitis dan parametritis (Sellulitis Pelvika).
a.         Peritonitis
Peritonitis menyerang pada daerah pelvis (pelvio peritonitis). Gejala klinik antara lain: demam, nyeri perut bawah, keadaan umum baik. Sedangkan peritonitis umum gejalanya: suhu meningkat, nadi cepat dan kecil, perut kembung, nyeri dan sering terjadi abses. Peritonitis umum dapat menyebabkan kematian 33% dari seluruh kamatian karena infeksi.
b.      Parametritis (sellulitis pelvika)
Gejala klinik parametritis adalah nyeri saaat dilakukan periksa dalam, demam tinggi menetap, nadi cepat, perut nyeri, sebelah/kedua belah bagian bawah terjadi pembentukkan infiltrat yang dapat teraba selama periksa dalam. Infiltrat terkadang menjadi abses.

4.      Infeksi nifas yang penyebaran melalui permukaan endometrium

       Infeksi nifas yang penyebaran melalui permukaan endometrium adalah salfingitis dan ooforitis. Gejala salfingitis dan ooforitis hampir sama dengan peritonitis.
(Saifudin, 2006; Wiknjosastro, 2007; Walsh, 2008; Varney, 2008; Lusa, 2011)
Gambar Salfingitis
Gambar Ooforitis

2.6 Pencegahan Infeksi Nifas
Lusa (2011) mengemukakan bahwa, infeksi nifas dapat timbul selama kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga pencegahannya berbeda.
1.      Selama kehamilan
a.    Perbaikan gizi.
b.    Hubungan seksual pada umur kehamilan tua sebaiknya tidak dilakukan.
2.      Selama persalinan
a.    Membatasi masuknya kuman-kuman ke dalam jalan lahir.
b.    Membatasi perlukaan jalan lahir.
c.    Mencegah perdarahan banyak.
d.   Menghindari persalinan lama.
e.    Menjaga sterilitas ruang bersalin dan alat yang digunakan.
3.      Selama nifas
a.    Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
b.    Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci hama.
c.    Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu nifas yang sehat.
d.   Membatasi tamu yang berkunjung.
e.    Mobilisasi dini.

























ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق