INFEKSI NIFAS
2.1
Pengertian
Masa nifas
(puerperium) adalah masa sesudah persalinan yang dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Saifuddin,
2006; Varney, 2008 ).
Infeksi nifas adalah infeksi pada dan
melalui traktus genitalis setelah persalinan (Saifuddin, 2006; Cuningham, 2006).
Infeksi nifas adalah
peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital
pada waktu persalinan dan nifas (Wiknjosastro, 2007; Varney, 2008).
2.2
Etiologi
Organisme yang umum menyebabkan
infeksi nifas adalah :
1. Species
streptococus (termasuk S. haemolyticus aerobic, S. viridans,
S. pyogenes, dan S. agalactiae). Streptococcus haemolyticus
aerobic merupakan penyebab infeksi yang paling berat. Infeksi ini bersifat eksogen (misal dari penderita
lain, alat yang tidak steril, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
2. Staphylococcus
Aureus
Cara masuk Staphylococcus Aerus secara
eksogen, merupakan penyebab infeksi
sedang. Sering ditemukan di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampak
sehat.
3.
Escheria Coli
Escheria Coli berasal dari kandung kemih
atau rektum. Escheria Coli dapat menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva dan endometrium. Kuman ini merupakan penyebab dari infeksi traktus urinarius.
4.
Clostridium Welchii
Clostridium Welchii bersifat
anaerob dan jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan persalinan ditolong dukun.
(Varney, 2008;
Lusa,2011)
2.3
Faktor Predisposisi
Menurut Saiffudin (2006) dan Varney
(2008) faktor predisposisi dari infeksi nifas, antara lain :
1. Kurang gizi atau malnutrisi
2. Anemia
3. Higiene
4. Kelelahan
5. Proses persalinan bermasalah, yaitu :
a. Partus lama (macet)
b. Persalinan lama khususnya dengan pecah
ketuban
c. Manipulasi intra uteri
d. Trauma jaringan yang luas seperti laserasi yang tidak diperbaiki
e. Hemoragi
f. Korioamnionitis
g. Persalinan traumatik
h. Retensi sisa plasenta
i. Teknik aseptik tidak sempurna
6. Perawatan perineum tidak memadai
7. Infeksi vagina/serviks atau PMS yang tidak
ditangani.
2.4
Tanda dan Gejala Infeksi nifas
1. Peningkatan suhu tubuh (38ºC atau lebih)
yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum
2. Tachicardia
3. Malaise umum
4. Nyeri
5. Lochea berbau tidak sedap
(Saifuddin, 2006; Helen
Varney, 2008)
2.5
Klasifikasi infeksi nifas
1. Infeksi terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks dan endometrium
a.
Vulvitis
Vulvitis adalah infeksi
pada vulva. Vulvitis pada ibu pasca melahirkan
terjadi di bekas sayatan episiotomi
atau luka perineum. Tepi
luka berwarna merah dan bengkak,
jahitan mudah lepas, luka yang terbuka
menjadi ulkus dan mengeluarkan nanah.
Gambar : Vulvitis
b.
Vaginitis
Vaginitis
merupakan infeksi pada daerah
vagina. Vaginitis pada ibu pasca melahirkan
terjadi secara langsung pada luka vagina
atau luka perineum.
Permukaan mukosa bengkak dan kemerahan,
terjadi ulkus dan getah mengandung nanah
dari daerah ulkus.
c.
Servisitis
Infeksi yang sering
terjadi pada daerah servik, tapi tidak menimbulkan banyak gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas
dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke
parametrium.
Gambar Servisitis
d.
Endometritis
Endometritis
paling sering terjadi. Biasanya demam
mulai 48 jam postpartum. Kuman–kuman memasuki endometrium (biasanya pada
luka insersio plasenta) dalam
waktu singkat dan menyebar ke seluruh endometrium. Pada infeksi setempat, radang
terbatas pada endometrium.
Jaringan desidua bersama
bekuan darah menjadi nekrosis
dan mengeluarkan getah berbau yang terdiri atas keping-keping nekrotis dan cairan. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat dilampaui
dan terjadilah penjalaran.
Gambar Endometritis
2. Infeksi nifas yang penyebarannya melalui pembuluh darah
Infeksi nifas yang
penyebarannya melalui pembuluh
darah adalah Septikemia,
Piemia dan Tromboflebitis. Infeksi ini merupakan infeksi umum yang disebabkan
oleh kuman patogen
Streptococcus Hemolitikus Golongan A. Infeksi ini sangat berbahaya dan
merupakan 50% dari semua kematian
karena infeksi nifas.
a.
Septikemia
Septikemia adalah
keadaan dimana kuman-kuman atau toksinnya langsung
masuk ke dalam peredaran darah
dan menyebabkan infeksi. Gejala klinik septikemia lebih akut antara
lain: kelihatan sudah sakit dan
lemah sejak awal; keadaan umum jelek, menggigil, nadi cepat 140 – 160 x per menit
atau lebih; suhu meningkat antara 39-40° C, tekanan darah turun, keadaan umum memburuk,
sesak nafas, kesadaran turun
dan gelisah.
b.
Piemia
Piemia dimulai dengan
tromboflebitis vena-vena pada daerah perlukaan lalu
lepas menjadi embolus-embolus kecil yang dibawa ke peredaran darah, kemudian terjadi infeksi dan abses pada organ-organ yang
diserangnya. Gejala klinik
piemia antara lain: rasa sakit pada daerah tromboflebitis, setelah
ada penyebaran trombus terjadi gejala
umum diatas, hasil laboratorium menunjukkan leukositosis, lokia berbau, bernanah dan involusi jelek.
Radang pada vena terdiri
dari tromboflebitis pelvis dan tromboflebitis femoralis.
Tromboflebitis pelvis yang sering meradang adalah
pada vena ovarika, terjadi
karena mengalirkan darah dan
luka bekas plasenta di daerah fundus uteri. Sedangkan tromboflebitis femoralis
dapat peradangan vena femoralis
sendiri, penjalaran tromboflebitis
vena uteri dan akibat
parametritis. Tromboflebitis
vena femoralis disebabkan aliran
darah lambat pada lipat paha
karena tertekan ligamentum inguinale dan kadar fibrinogen meningkat pada
masa nifas.
Gambar
Tromboflebitis
3. Infeksi nifas yang penyebaran melalui jalan limfe
Infeksi nifas yang
penyebarannya melalui jalan limfe antara lain peritonitis dan parametritis (Sellulitis
Pelvika).
a.
Peritonitis
Peritonitis menyerang pada daerah pelvis (pelvio peritonitis).
Gejala klinik antara
lain: demam, nyeri perut bawah, keadaan umum baik.
Sedangkan peritonitis umum gejalanya: suhu meningkat, nadi cepat dan kecil, perut kembung, nyeri dan sering terjadi abses. Peritonitis umum dapat
menyebabkan kematian 33%
dari seluruh kamatian karena infeksi.
b.
Parametritis (sellulitis
pelvika)
Gejala klinik parametritis
adalah nyeri saaat dilakukan periksa dalam, demam tinggi menetap, nadi cepat, perut nyeri, sebelah/kedua belah bagian
bawah terjadi pembentukkan infiltrat yang dapat teraba selama periksa dalam. Infiltrat
terkadang menjadi abses.
4. Infeksi nifas yang penyebaran melalui permukaan endometrium
Infeksi nifas yang
penyebaran melalui permukaan endometrium
adalah salfingitis dan ooforitis. Gejala
salfingitis dan ooforitis hampir sama dengan peritonitis.
(Saifudin, 2006; Wiknjosastro,
2007; Walsh, 2008; Varney, 2008; Lusa, 2011)
Gambar Salfingitis
Gambar Ooforitis
2.6 Pencegahan Infeksi Nifas
Lusa (2011) mengemukakan
bahwa, infeksi nifas dapat timbul
selama kehamilan,
persalinan
dan masa nifas,
sehingga pencegahannya berbeda.
1.
Selama kehamilan
a.
Perbaikan gizi.
2.
Selama persalinan
b.
Membatasi perlukaan jalan lahir.
c.
Mencegah perdarahan banyak.
d.
Menghindari persalinan
lama.
e.
Menjaga sterilitas ruang bersalin dan alat yang
digunakan.
3.
Selama nifas
a.
Perawatan luka post partum dengan teknik
aseptik.
b.
Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah
genital harus suci hama.
c.
Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya
diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu nifas yang sehat.
d.
Membatasi tamu yang berkunjung.
e.
Mobilisasi
dini.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق